SinarPapua.news, Bintuni – Pemda Teluk Bintuni dan RSUD Bintuni, menggelar kegiatan Stakeholder Meeting terkait Kesehatan Wanita di Teluk Bintuni, Gerakan Bintuni Manimeri Melawan Anemia Tahun 2025 dan rencana Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Teluk Bintuni Tahun 2021 – 2025, kegiatan yang digelar di aula Hotel Stenkool Bintuni, Rabu 11/03/2020.
Sambutan Bupati Teluk Bintuni Ir Petrus Kasihiw MT yang dibacakan oleh Sekertaris Daerah ( Sekda )Teluk Bintuni Gustaf Manuputty S.Sos.MM, mengatakan ” pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dimana tujuan pembangunan kesehatan sesuai yang diamanatkan di dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang ( RPJMN ) 2005 – 2025 yang menjelaskan bahwa pembangunan kesehatan adalah upaya meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya “.
” Dengan paradigma sehat baru yang menuntut koordinasi dan sinergitas semua kalangan maka kegiatan kita dihari ini yaitu rapat koordinasi antar pemangku kepentingan terkait kesehatan wanita di Teluk Bintuni, gerakan Bintuni – Manimeri melawan animea Tahun 2025 dan rencana pengembangan RSUD Teluk Bintuni Tahun 2021 – 2025 memiliki nilai urgensitas tinggi ” terang Sekda.
” Lebih lanjut sambutan Bupati yang disampaikan oleh Sekda Teluk Bintuni mengatakan ” kesehatan perempuan selaku calon ibu saat kehamilan menentukan kesehatan bayi penerus keluarga, salah satu penyebab kematian ibu hamil dan bayi adalah anemia, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ), angka kematian ibu akibat anemia masih relatif tinggi yaitu mencapai 305 jiwa per 100.000 jiwa, oleh sebab itu saya atas nama Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni memberikan apresiasi yang setinggi – tingginya kepada RSUD Teluk Bintuni sebagai komponen dalam upaya pembangunan kesehatan perempuan di kabupaten ini dengan melaksanakan pelayanan kesehatan berupa Survei Kesehatan Wanita usia subur dan program penanganan anemia pada wanita usia subur di Distrik Manimeri dan Bintuni “.
” Kedua program layanan kesehatan masyarakat ini merupakan kerjasama antara Badan Pendonor Pemerintah Jepang yaitu Japan International Cooperation Agency ( JICA ), Universitas Gunma dari Jepang, Universitas Padjadjaran dan Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Bintuni, ungkap Sekda Teluk Bintuni.
Selain beberapa hal penting pada pembahasan rapat tersebut juga untuk mendengarkan serta sekaligus berdiskusi dan memberi sumbang pikir mengenai rencana pengembangan RSUD 2021 – 2025.
Sekda menambahkan ” seperti kita ketahui bersama, RSUD Teluk Bintuni saat ini merupakan rumah sakit kelas C dan bersifat unit penyedia layanan rukukan, namun RSUD Teluk Bintuni adalah rumah sakit terbaik di Papua Barat, yang memiliki status akreditasi paripurna, oleh sebab itu perlu dipikirkan mengenai pengembangan RSUD ke depan mengingat masih tersedia banyak ruang bagi pelayanan kesehatan masyarakat untuk berkembang makin maju ” ujarnya ( SL )